Kamis, 14 Juli 2011


ARCOPODO – Dua arca batu itu berdiri berdampingan dalam senyap hutan di ketinggian 3.002 meter di atas permukaan laut. Keduanya menghadap ke utara sehingga pandangan mata setiap orang yang menatapnya akan mengarah ke Mahameru. Inilah Arcopodo, arca pemujaan tertinggi di Pulau Jawa yang pernah dikabarkan hilang.


Arca yang awalnya dianggap sebagai dongeng itu ”ditemukan” mendiang Norman Edwin dan Herman O Lantang dari Mapala Universitas Indonesia pada 1984.

Dua tahun kemudian, Norman kembali mendatangi dua arca itu dan menuliskan temuannya di majalah Swara Alam, ”Arca ini sulit dikenali karena kepala dan separuh badannya hilang.”
Semenjak itu, keberadaan kedua arca itu tak pernah lagi diketahui. Herman, yang mencoba mencari kembali dua arca ini dalam pendakian tahun 1999, gagal menemukan. ”Di jalur menuju tempat arca itu, saya mendapati jurang pasir yang dalam dan sulit diseberangi. Ketika itu saya sampai jatuh ke dalam jurang sehingga saya memutuskan tidak mengunjungi arca itu,” tulis Herman dalam buku Soe Hok-Gie: Sekali Lagi, 2009.



Pos pendakian Arcopodo (2.903 mdpl) sebenarnya masih ada hingga kini dan relatif mudah dicapai dari Pos Kalimati (2.698 mdpl). Namun, Pos Arcopodo yang dikenal sebagai titik pemberhentian sebelum ke puncak Semeru ini hanya berupa dataran seluas sekitar 20 meter persegi, dikelilingi pepohonan dan belasan prasasti untuk menghormati pendaki yang meninggal.
Dulu, prasasti untuk menghormati tokoh pergerakan mahasiswa, Soe Hok-Gie, dan rekannya, Idhan Lubis, juga ditempatkan di sini. Namun, tahun 2002, prasasti dua pendaki yang meninggal di Semeru pada 16 Desember 1969 ini dipindahkan ke puncak.
Para pendaki yang mencari dua arca di Pos Arcopodo pasti akan kecele. Itulah yang menyebabkan banyak orang mengira arca itu hilang atau dipindahkan.
Awalnya, kami juga ragu dengan keberadaan Arcopodo. Namun, Ningot S, anggota Search and Rescue (SAR) Lumajang yang memandu perjalanan, mengisahkan, sekitar tiga tahun lalu dia menemukan dua arca saat mencari pendaki yang hilang. Ningot menyebutkan ciri-cirinya, seperti digambarkan Norman dalam tulisannya. ”Satu arca kepalanya hilang, seperti dipenggal,” kata Ningot.
(Sumber: Kompas)





WISATA SEMERU / MAHAMERU
Rute SEMERU

  • Tumpang - Ranupane
  • Tumpang - Ranupane Antar Jemput PP (Pergi-Pulang) 

Kelebihan Menggunakan Jasa Kami:
Untuk para calon pendaki, kami sediakan Camp pendaki dengan iuran seiklashnya/serelanya. dengan iuran seikhlasnya jauh lebih murah dibanding anda tidur dihotel/homestay pada umumnya.
Dengan Fasilitas Camp sebagai berikut :
- Tempat istirahat Pendaki sebelum naik atau sesudah turun (boleh bermalam)
- Kami sediakan alat-alat memasak dan dapur (free coffe), toilet/ kamar mandi, kamar tidur khusus dalam ruangan untuk pendaki wanita
- Area Camp strategis, mudah dijangkau dekat keramaian dan pasar. Memudahkan Anda belanja kebutuhan untuk pendakian

- Kami menyediakan persewaaan peralatan pendakian